
"Cinta itu berasal dari hati, bukan berasal dari paksaan, datang tibatiba dan menghilang secara misterius, hanya di kota Impianlah cinta itu dapat di temukan kembali, bahkan hingga membawa kenangan itu kedalam mimpi indahmu" - @NennaMSulistya
halo semua pembaca yang ada di Blog ini. Mungkin kalian engga asing dengan cerita bersambung pada part 1 yang bisa di cek kembali di Salam Hangat Dari Kota Impian #1 yang mengisahkan tentang pemuda yang memberi lemper di saat Neechan sedang menginginkan sebuah lemper yang jauh dan sangat langka hingga teringat sosok pemberi lemper adalah seseorang yang muncul di masa depan.
coretan di bulan April.
Malang, 15 April 2016.
Sebulan setelah coretan tentang lemper, kini Neechan bersama Nabilah menunggu di sebuah stasiun yang berada di tengah Kota Malang. Menunggu kedatangan pemuda pembawa lepet yang dia bawa dari kampung asalnya, Ambarawa. Nabilah pun menunggu dengan bapernya, karena kereta yang ditumpangi pemuda lepet itu masih terhenti di stasiun Kepanjen. Nabilah tak sabar menunggu kedatangan si pemuda pembawa Lepet dengan wajahnya yang sudah tak tahan lagi.
"Mbak, nen. kereta e, blum datang. aku udah gak sabar pengen ketemu"
"sabar ya nab, keretanya masih makan lemper di stasiun lain, sabar aja"
Neechan hanya cemas, karena melihat kondisi Nabilah yang sudah jauh-jauh datang dari Kabupaten ke kota hanya untuk menanti kekasihnya. Sedang Neechan, dia hanya teringat kejadian dengan si Lemper 1 bulan lalu. Apakah ini sebuah De Ja Vu yang berpindah orang? Semalam sebelum ke Stasiun, Neechan bermimpi tentang sosok Lemper yang selalu ada buat Neechan. bahkan lebih menyayangi Neechan melebihi seorang pacar bahkan sangat romantis. hal ini sangat membuat Neechan lebih baper setiap memikirkan si Lemper. Sama seperti Nabilah, Menunggu seseorang di sebuah stasiun dan selalu memimpikan sosok pemuda pembawa makanan khasnya. duduk di sebelah loket, Nabilah pun ingin kereta itu sampai di stasiun kota tepat pada waktunya.
*selamat datang Kereta Api MTRMJ, perjalanan anda telah sampai di Stasiun Malang....*
Tepat pada jam 11.00 kereta telah tiba di Stasiun, Neechan dan Nabilah segera menuju Pintu keluar, namun sebelum menuju pintu keluar. Kembali Neechan di datangi dengan sahabat yang dulu pernah di temui di masa lalu juga di masa depan, ternyata mereka tak hanya sendiri, bahkan pemuda pembawa jajan Lepet pun bersama mereka.
"Fadhli dan Mas Putra, mereka habis dari mana?" gumam Neechan dalam hati kecilnya
Begitu juga dengan Nabilah yang senang dengan pemuda pemberi jajan Lepet, perkenalkan dia Bagus, Mahasiswa semester akhir di Salatiga, Bagus juga calon guru Matematika pada nantinya.
Setiap harinya Bagus selalu baper lewat Medsos dengan Nabilah, untuk kali ini, dia Tekat ke Malang untuk bertemu Nabilah. Bahkan sebelum kedatangannya, Bagus ingin memberikan kejutan untuk Nabilah. Entah apa Isinya, Neechan dan yang lainnya tak mengerti.
Neechan, Fadhli si Lemper , dan satu lagi temen Neechan, Putra yang badannya seperti lontong, bukan berarti dia gak lucu seperti cak lontong. Mereka bertiga hanya tersenyum ketika Nabilah dan Bagus dipertemukan. Bagai menemukan harta kartun di gua di bawah Gunung Fuji.
Betapa bahagianya Bagus dan Nabilah saat bertemu. Apa mungkin mereka berdua udah ditakdirkan untuk berjodoh? Hanya Tuhan yang tahu., Ekspresi Nabilah sangat senang dan tersenyum lebar melihat Bagus ada di depannya, begitu juga dengan Bagus menatap Nabilah dengan penuh Bahagia dan terharu. Neechan pun merasakan hal yang sama, meski saat ini Neechan mengalami dilema yang luar biasa melihat si Lemper dan si Lontong berasa di sisinya.
*I feel so ....*
yang ada dipikiran Neechan saat ini adalah pekerjaan dan seni. sama seperti Lemper. Neechan pun belajar dari inspirasi yang dikemukakan Lemper. namun di sisi lain ada Lontong yang suka memberikan guyonan khasnya di masa lalu. bahkan 2 orang yang ibaratnya sama sama dibungkus oleh daun pisang dengan variasi berbeda. pada akhirnya Neechan mengalami baper berkepanjangan dibalik kebahagiaan mereka berdua.
Bagus : "Sayang, bolehkah kita Jalan berdua hari ini?"
Nabilah : "tentu saja boleh, asal antar aku ke Rumah, aku gak mau orang tua aku khawatir soal kedatanganmu."
Bagus : "Oke, Kalo begitu kita jalan ke area Balaikota yuk"
Nabilah : "terus mereka bertiga nasibnya gimana?" (menatap dan berjalan ke arah Neechan di depan pintu keluar)
Neechan hanya senang melihat mereka jalan berdua, tapi apakah yang terjadi Pada Neechan yang tiba-tiba minta menyendiri soal dilema yang dijalaninya.
Nee: "maaf, aku boleh pulang duluan, soalnya aku cuman ngantar nabilah untuk njemput mas Bagus di stasiun, aku gatau kalo ada kalian disini"
fadhli : "jangan begitulah nee, kami disini masih ingin kamu temani"
Nee : "tapi, Fad .... aku tau itu, tapi aku harus kembali ke rumah"
Putra : "janganlah balik dulu Nee, kasihan nabilah"
Nee : "nabilah lagi pengen berduaan sama Bagus, oiya aku harap kalian berdua ikut jalan-jalan ke gunung Panderman yah. pengen liat sunset yang indah. seindah kenangan aku bersama kalian. ingatlah kebersamaan ini gak akan pernah berakhir."
Fadhli : "Insyaallah, Hati-hati yee."
Neechan juga berpamitan dengan pasangan yang lagi mesra-mesraan di depan stasiun. namun mereka hanya bilang.
*makasih udah mempertemukan kami, aku pasti ikut ke Panderman*
Dengan wajah tersenyum, Neechan meninggalkan mereka berempat di depan stasiun dan berjalan menuju rumah yang gak jauh dari stasiun kota. Ketika seperempat kilometer Neechan berjalan, Neechan hanya menoleh kebelakang ke arah Lemper dengan senyum menangis tanda lagi kasmaran. Hingga pada akhirnya si Lemper berlari dan menuju ke arah Neechan dengan spontan. ketika Lemper menghampiri sambil memegang tangan Neechan. dia hanya bisa berkata
"Neechan, I love You So Much"
>> TO BE CONTINUED..
maaf cerita diatas masih fiktif, jika ada pengalaman yang sama, Neechan mohon maaf ..
masih ada lanjutannya yang di update setiap tanggal 16 dan tanggal 22 setiap bulannya.
@NennaMSulistya
*I feel so ....*
yang ada dipikiran Neechan saat ini adalah pekerjaan dan seni. sama seperti Lemper. Neechan pun belajar dari inspirasi yang dikemukakan Lemper. namun di sisi lain ada Lontong yang suka memberikan guyonan khasnya di masa lalu. bahkan 2 orang yang ibaratnya sama sama dibungkus oleh daun pisang dengan variasi berbeda. pada akhirnya Neechan mengalami baper berkepanjangan dibalik kebahagiaan mereka berdua.
Bagus : "Sayang, bolehkah kita Jalan berdua hari ini?"
Nabilah : "tentu saja boleh, asal antar aku ke Rumah, aku gak mau orang tua aku khawatir soal kedatanganmu."
Bagus : "Oke, Kalo begitu kita jalan ke area Balaikota yuk"
Nabilah : "terus mereka bertiga nasibnya gimana?" (menatap dan berjalan ke arah Neechan di depan pintu keluar)
Neechan hanya senang melihat mereka jalan berdua, tapi apakah yang terjadi Pada Neechan yang tiba-tiba minta menyendiri soal dilema yang dijalaninya.
Nee: "maaf, aku boleh pulang duluan, soalnya aku cuman ngantar nabilah untuk njemput mas Bagus di stasiun, aku gatau kalo ada kalian disini"
fadhli : "jangan begitulah nee, kami disini masih ingin kamu temani"
Nee : "tapi, Fad .... aku tau itu, tapi aku harus kembali ke rumah"
Putra : "janganlah balik dulu Nee, kasihan nabilah"
Nee : "nabilah lagi pengen berduaan sama Bagus, oiya aku harap kalian berdua ikut jalan-jalan ke gunung Panderman yah. pengen liat sunset yang indah. seindah kenangan aku bersama kalian. ingatlah kebersamaan ini gak akan pernah berakhir."
Fadhli : "Insyaallah, Hati-hati yee."
Neechan juga berpamitan dengan pasangan yang lagi mesra-mesraan di depan stasiun. namun mereka hanya bilang.
*makasih udah mempertemukan kami, aku pasti ikut ke Panderman*
Dengan wajah tersenyum, Neechan meninggalkan mereka berempat di depan stasiun dan berjalan menuju rumah yang gak jauh dari stasiun kota. Ketika seperempat kilometer Neechan berjalan, Neechan hanya menoleh kebelakang ke arah Lemper dengan senyum menangis tanda lagi kasmaran. Hingga pada akhirnya si Lemper berlari dan menuju ke arah Neechan dengan spontan. ketika Lemper menghampiri sambil memegang tangan Neechan. dia hanya bisa berkata
"Neechan, I love You So Much"
>> TO BE CONTINUED..
maaf cerita diatas masih fiktif, jika ada pengalaman yang sama, Neechan mohon maaf ..
masih ada lanjutannya yang di update setiap tanggal 16 dan tanggal 22 setiap bulannya.
@NennaMSulistya
Di update setiap tanggal 16, yah?? Tiap bulan cuman ada satu, dong. Yaah, keburu lupa nih. Tapi gapap, deh.
BalasHapusTapi gue bingung, ini lemper, lontong, nama orang??
Waduh, lepetnya nampaknya terasa lezat, namun sayang, tampaknya lepet itu tlah terinjak-injak, hancur, dan tak layak lagi tuk dimakan... :')
BalasHapusSang lepet yang lezat itu kini tlah mati, tak bisa lagi memancarkan kelezatannya, dan sang lepet itu tlah memutuskan untuk pergi meninggalkan dunia, karena ia merasa sudah tak layak untuk dimakan lagi........
...kecuali hanya pada dia~ :')
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"Mereka hanya tersenyum ketika mereka mereka berdua dipertemukan", kaya nya masih ada kalimat yang nggak efektif deh mbak, masih kurang hemat kata. hehe saya juga masih belajar.
BalasHapusyang kemaren juga sudah baca, kayanya cerita pertama lebih greget dari pada yang kedua, mungkin belum ada kejutan. neechan sama si lemper, nabila sama si lepet. ditunggu episode selanjutnya.
btw boleh follbck blog gue mbak hehe :D
Aku bingung lemper sama lepet itu nama orang yah? Aduh aku oon nih, ga paham.
BalasHapusAkhirannya bikin melting yaa :))
bahahaha, lucu ya nama-nama tokohnya. lemper, lontong, bikin laper aja malem-malem gini. kalau dilihat dari pribadinya, si nee chan emang orang yang baik, suka aja gitu ngeliat orang lain bahagia.
BalasHapusWahahahaha, update-annya lama banget Nen,
BalasHapusCurang Nen, cowoknya aja yg dikasih nama makanan Cewenya nggak.
Asik kok ceritanya kalo dibaca dari episode yg pertama, jadi penasaran kelanjutan cerita Neechan sama lemper.
Aku belum baca yang pertama Nen, jadi agak bingung juga sih ini hehe. Btw bahasa yang kamu pake masih agak rancu. Gimana ya, kayak bahasa translate google gitu. Mungkin ya next time bisa kamu rapiin lagi kata-katanya ya, biar enak dibaca.
BalasHapusEmang bner cerita ini terasa hambar karena belum ada konflik atau yang bikin WAH. Yang lucu ya nama tokohnya. Aku ngebayangin gendut2 kayak lontong sama lemper :D