Langsung ke konten utama

teori evolusi dan sejarah manusia

Sebagian orang yang pernah mendengar “teori evolusi” atau “Darwinisme” mungkin beranggapan bahwa konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi dan tidak berpengaruh sedikit pun terhadap kehidupan sehari-hari. Anggapan ini sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat tersebut adalah “materialisme”, yang mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta.

Di abad ke-20, teori evolusi telah terbantahkan tidak hanya oleh ilmu biologi molekuler, tapi juga oleh paleontologi, yakni ilmu tentang fosil. Tidak ada sisa fosil yang mendukung evolusi yang pernah ditemukan dalam penggalian yang dilakukan di seluruh penjuru dunia
Fosil adalah sisa jasad makhluk hidup yang pernah hidup di masa lampau. Bentuk dan susunan kerangka makhluk hidup, yang tubuhnya segera terlindungi dari sentuhan udara, dapat terawetkan secara utuh. Sisa kerangka ini memberi kita keterangan tentang sejarah kehidupan di bumi. Jadi, catatan fosil lah yang memberikan jawaban ilmiah terhadap pertanyaan seputar asal usul makhluk hidup.
PENDAPAT DARWIN
Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang beraneka ragam berasal dari satu nenek moyang yang sama. Menurut teori ini, kemunculan makhluk hidup yang begitu beragam terjadi melalui variasi-variasi kecil dan bertahap dalam rentang waktu yang sangat lama. Teori ini menyatakan bahwa awalnya makhluk hidup bersel satu terbentuk. Selama ratusan juta tahun kemudian, makhluk bersel satu ini berubah menjadi ikan dan hewan invertebrata (tak bertulang belakang) yang hidup di laut. Ikan-ikan ini kemudian diduga muncul ke daratan dan berubah menjadi reptil. Dongeng ini pun terus berlanjut, dan seterusnya sampai pada pernyataan bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reptil.
Seandainya pendapat ini benar, mestinya terdapat sejumlah besar “spesies peralihan” (juga disebut sebagai spesies antara, atau spesies mata rantai) yang menghubungkan satu spesies dengan spesies yang lain yang menjadi nenek moyangnya. Misalnya, jika reptil benar-benar telah berevolusi menjadi burung, maka makhluk separuh-burung separuh-reptil dengan jumlah berlimpah mestinya pernah hidup di masa lalu. Di samping itu, makhluk peralihan ini mestinya memiliki organ dengan bentuk yang belum sempurna atau tidak lengkap. Darwin menamakan makhluk dugaan ini sebagai “bentuk-bentuk peralihan antara”.
Skenario evolusi juga mengatakan bahwa ikan, yang berevolusi dari invertebrata, di kemudian hari merubah diri mereka sendiri menjadi amfibi yang dapat hidup di darat. (Amfibi adalah hewan yang dapat hidup di darat dan di air, seperti katak). Tapi, sebagaimana yang ada dalam benak Anda, skenario ini pun tidak memiliki bukti. Tak satu fosil pun yang menunjukkan makhluk separuh ikan separuh amfibi pernah ada.
Dia saat mengemukakan teori ini, ia tidak dapat menunjukkan bukti-bukti fosil bentuk peralihan ini. Dengan kata lain, Darwin sekedar menyampaikan dugaan yang tanpa disertai bukti.

SEJARAH MANUSIA
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan. Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu. Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
  • perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada bertambahnya kecerdasan.
  • pengurangan gigi taring.
  • penggerak bipedal (dua kaki)
  • perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini, nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150 milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/- 40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk melihat pola pikir yang berlawanan.

Bagaimana asal usul manusia modern yang mendiami dunia modern sekarang ini. Tampak manusia begitu bervariasi baik dari ciri fisik maupun budaya. Pernahkah berpikir bahwa segala manusia modern ini berasal dari Afrika? Dimulai dengan serangkaian gejolak alam menstimulasi evolusi. Primata-primata purba bernasib baik di sini dan bernasib buruk di belahan lain. Sebagian menjadi monyet, sebagian lagi menjadi manusia, sebagian lagi menjadi babon, bonobo, gorila, dan seterusnya. Bagaimana drama evolusi manusia sesungguhnya ini?
Pada Mulanya Adalah Hominid
Ciri Hominid adalah bipedal dan berjalan dengan dua kaki. Keuntungan dari jalan dengan dua kaki adalah mereka bisa mengawasi predator dan mangsa mereka sama baiknya. Dengan tangan yang bebas dari tanah mereka juga bisa memasok makanan ke sarang lebih banyak. Dengan demikian mempengaruhi perkembangan fisik mereka. Dan berkembang terus lebih baik. Sistem bipedal juga hemat energi dibanding dengan berjalan dengan empat kaki (Rodman & Henry , 1980)
Simpanse memiliki garis evolusi lebih dekat ke manusia daripada gorilla, titik perpisahannya ada pada hominid tertua yang pernah di temukan saat ini (sahelantropus tchadensis 7 juta tahun lalu), sedangkan homo erectus masanya berbeda jauh dari leluhurnya sendiri (2-1 juta tahun lalu).
Charles DarwinThe Descent of Man (1871)
Darwin mengeluarkan dua hipotesis. Pertama, dia menunjuk Afrika sebagai tanah leluhur manusia berdasarkan kemiripan anatomi simpanse dan gorila. Kedua, ia mensyaratkan bahwa bisa dianggap sebagai manusia adalah bipedal (melangkah dengan dua kaki). Kenapa harus bipedal?.
Hipotesa Darwin ini waktu itu lemah, karena tidak ada fosil yang pernah di temukan di Afrika. Lagi pula hipotesis kulit putih berasal dari anak cucu orang Afrika sulit di terima pada jaman itu.
Fosil vs Jam Molekuler
Di tahun 1961, antropolog Simons dan Philbeam mengajukan hipotesis bahwa hominid sudah ada sejak 30-15 juta tahun lalu berdasarkan potongan gigi Ramaphitecus (Lewis , 1932). Di dekade yang sama, Pauling dan Zuckerkandl, meneliti asam amino pada hemoglobin dalam darah beberapa spesies sebagai leluhur bersama. Metode ini dinamakan jam molekular.
Kesimpulannya adalah leluhur primata tikus dan kuda (70 juta tahun), leluhur burung (270 juta tahun), leluhur kodok (350 juta tahun) dan hiu (450 juta). Wilson dan Sarichj menggunakan jam molekular untuk mengukur kapan manusia berpisah dari leluhur mereka, ternyata 5 juta tahun lalu. Jadi ada selisih antara kubu genetika (5 juta) dan antropolog (30 juta).
Di Dekade 80-an, Pilbeam dan Andrew, menemukan ramaphitecus yang lebih lengkap bukan gigi semata, yang ternyata bukan bipedal dan hidup di pohon.
Akhirnya terjadi kompromi antara kedua kubu, bahwa angka taksiran bergeser ke titik tengah (10-5 juta tahun lalu). Teori Darwin lantas DIPERBAIKI, bahwa ciri hominid tidak mutlak muncul bersamaan.
Antara Kera dan Hominid
Tiga belas juta tahun lalu, paling tidak dua dari sekian banyak leluhur bersama keramanusia berpisah dari garis leluhur. Sekurangnya satu dari dua spesies menjadi leluhur gorila dan satu lagi menjadi leluhur bersama simpanse dan manusia. Delapan sampai enam juta tahun lalu, leluhur simpanse dan manusia berpisah, yang satu jadi simpanse modern, yang satu jadi hominid. Jadi kera afrika memang bukan leluhur manusia. Ibaratnya, simpanse adalah saudara kandung manusia dan gorilla adalah sepupu, berdasarkan faktor kedekatan evolusi.
Di tahun 2002 , terhitung 22 hominid di temukan. Beberapa diantaranya adalah :
  1. Sahelantropus tchadensis (7-6 juta tahun lalu), diduga batas perpisahan antara leluhur manusia dan simpanse.
  2. Orrorin tugunensis dan Ardiphitecus ramidus kaddabba (6-5 juta tahun lalu).
  3. Ardiphitecus anamensis (5-4 juta tahun lalu).
  4. Australophitecus aethipiocus, Garhi dan anggota genus homo tertua, Homo Rudolfensis (3-2 juta tahun lalu).
  5. Periode kepunahan genus australophitecus dan malah jumlah genus homo bertambah (Homo Ergaster, Homo Habilis, Homo Erectus) (2-1 juta tahun lalu).
  6. Homo antecessor, heidelbergensis, neanderthal dan homo sapiens (1 juta tahun lalu).
Pertanyaannya adalah, bagaimana muncul sedemikian banyak hominid dalam tempo tujuh juta tahun (akan kembali ke lagu lama, satu daratan besar yang berpisah karena gerakan tektonik).
Antara Australopitecus – Homo
Richard Leakey, The Origin of Human Kind (1994) mengemukakan dua sketsa tentatif.
  1. Dari Australopitecus AfarensisAustralopitecus AfrikanusHomo habilishomo erectushomo sapiens.
  2. Homo hipotetisHomo habilisHomo erectusHomo sapiens.
Perdebatan sengit muncul setelah proses dari homo erectus menjadi homo sapiens di tandai fosil hominid yang bertebaran di Asia dan Eropa. Hipotesis pertama adalah multiregional, dimana homo sapiens muncul dari homo erectus yang tinggal di lokasi yang terpisah sejak meninggalkan afrika 2 juta tahun lalu. Oleh karena itu homo sapiens tidak melulu muncul dari Afrika. Tapi hipotesis ini kandas setelah di ketahui fosil homo sapiens lebih tua 40.000 tahun dari Neanderthal. Dan sudah pasti neanderthal bukan leluhur homo sapiens.
Jadi, Homo Erectus yang di temukan di Indonesia seperti Homo wajakensis, Homo soloensis, etc.. dan juga Homo Erectus yang di temukan di Tiongkok itu bukan leluhur manusia modern. Karena ada dua “kloter” migrasi dari Afrika. Dua juta tahun lalu adalah pergerakan Homo Erectus. Sedangkan enam puluh ribu tahun lalu adalah leluhur manusia modern sekarang ini.
Mereka bergerak keluar dari Afrika dan menyebar ke segala penjuru secara bertahap ke Eropa dan Asia daratan. Di Tiongkok dan sekitarnya mereka bergerak lagi ke selatan dan terus ke utara (Siberia). Dari Siberia mereka menyeberangi selat Berring yang hanya sekian kilometer jaraknya dari benua Asia (Russia Modern) dan Amerika (Alaska Modern).
Pada musim dingin, selat membeku dan dapat diseberangi tanpa teknologi transportasi paling maju sekalipun. Homo sapiens ini yang menjadi cikal bakal Indian Modern. Karena pergerakan mereka dari Asia Timur maka ada kemiripan dengan ras mongoloid. Lantas sepanjang perjalanan sejarah. Bangsa Indian ini pun berkembang menjadi berbagai suku dengan ciri fisik, iklim dan budaya tersendiri. Jadi sebelum Darwin atau bahkan Vespuci dan Columbus menemukan benua Amerika. Manusia kuno telah menemukan benua Amerika walau tanpa sengaja dan terdorong mencari tempat yang lebih baik.
Sementara itu Homo Sapiens bergerak ke selatan, ke Yunan, Thailand, Malaya dan lantas Nusantara. Ini yang menjadi cikal bakal orang Indonesia modern. Homo sapiens gelombang kedua ini bernasib lebih baik dari homo Erectus gelombang pertama.
Out of Africa
Wallace dan Wilson menemukan bahwa melalui riset biologi molekular bahwa materi genetik modern berasal dari seorang ibu yang hidup 200.000-150.000 tahun lalu di Afrika. Penelitian di lakukan terhadap mitokondria, bagian sel yang bertanggung jawab terhadap pasokan energy terhadap sel. Dan mitokondriahanya diwariskan dari ibu. Dan model genetiknya di namakan Mitochondrial Eve. Eva aka Hawa ini jangan di bayangkan hanya hidup dengan seorang pria (adam) tapi bagian dari populasi yang terdiri dari 10.000 orang.
Mei 2001, hasil riset menunjukkan bahwa dari 12.000 lelaki bahan genetik yang diteliti menunjukkan bahwa manusia di asia timur berasal dari Afrika bukan dari komunitas hominid lokal.

 sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia
http://mediaonlinenews.com/dunia/sejarah-evolusi-manusia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nee COMEBACK? Ah masa?

Hai, sudah lama Nee tidak menulis lagi blog yang penuh banyak cerita baper didalamnya, btw apa kabar blogger? pastinya blog sudah berdebu dari 2017 atau 2016an gitu mulai divakumkan demi kehidupan reality dan beberapa kegiatan lain yang lebih menarik *slap akhir-akhir ini bahkan hingga saat ini Nee disibukan dengan coversong via aplikasi . IYAGAIS via APLIKASI sekali lagi. dan lagi lagi sering kopdar di beberapa kota dan sebagian sibuk dengan menjelang akhir semester di masa perkuliahan, banyak cerita yang bakal Nee sampaikan disini, mungkin saja semoga masih bisa eksis di dunia perbloggeran ya , dimulai dari awal 2008 yang mengharuskan pihak sekolah menyuruh untuk membuat blog untuk tugas keseharian baik diary ataupun artikel, sebentar di usia itu Nee masih SMP kelas 3 apa ya hahaha... dan lebih dari 10 tahun ini blog masih bisa digunakan dengan sehat wal afiat, *apa maksudmu woy!!! oiya bakal bahas apa aja sih? BANYAK , banyak drama, banyak diary keseruan, terus mau lanjuti

Kisah Seorang Train Traveller #2

Masih inget dengan sambungan Kisah train travveler edisi pertama? atau udah lupa ? Nanti aja ya Neechan kasih linknya, sekarang ada kisah baru yang Neechan alami di dalam kereta api jilid dua. kok ada banyak jilid sih Nee? Kenapa gak sekalian bikin buku paket jilid satu, dua, tiga gitu? Gimana yaa, agak bingung mau jelasinnya gimana. Cuman ini ada keterkaitan antara jilid satu aja sih. Di Tahun 2017, Neechan hendak Pulang ke Malang dengan menggunakan transporasi Langganan, ya apalagi kalo nggak naik sepur (read: train) *biar (sok) kekinian* . Di Stasiun awal ya Neechan merasa enjoy aja sama perjalanannya, tapi lama kelamaan, Di tengah-tengah Perjalanan, Neechan bersebalahan dengan salah orang yang kemaren di ceritakan di Part 1. Secara Kebetulan ato gimana , dia telfon dengan seseorang ato siapa gitu ya * anggap aja familinya*  sedang meangis ibaratnya dia macam diputusin sama pacarnya begitu atau baper sama mantannya yang baru aja nikah dengan yang lain. Neechan berfikir jika wakt

[Nee-Knowledge] Jagung untuk resiko penyakit kanker

jagung ( Zea mays ) atau yg berbahasa inggrisnya  corn  ini biasanya kalau diolah menjadi jagung rebus, jagung bakar , atau pun pop corn, nah yang satu ini berbeda , ada yang di buat untuk perawatan kecantikan karena di setiap batang jagung memiliki khasiat dan bisa di bikin berbagai berbagai macam kerajinan . mau bukti ? disetiap batang jagung porsi perbatangnya = kurang lebih 300 kalori atau setara dengan 1 mangkuk nasi putih penuh . khasiat jagung yang utama adalah sebagai solusi untuk  mengatasi masalah pencernaan  * nah kok bisa? iya karena di dalam jagung tsb selain mengandung karbohidrat, juga mengandung serat untuk  mencegah konstipasi atau sembelit,  jagung tsb juga solusi memperlancar BAB . yang uniknya lagi, mengandung anti oksidan untuk  mengurangi resiko penyakit KANKER usus besar,   selain itu jagung juga sebagai  penahan lapar yang paling lama di banding nasi  , lihat perbandingannya, jika anda makan nasi kurang dari semangkuk , kadang juga itu belum habis. kala